Oleh : Haryanty, S.Pd.
Apakah kamu suka mengabadikan setiap momen di dalam hidupmu dengan berfoto?
Zaman sekarang berfoto menjadi agenda wajib saat mengadakan acara tertentu. Kegiatan keagamaan, kegiatan sosial, bertemu teman lama, mengunjungi tempat wisata, kegiatan perayaan hari guru di sekolah dan moment-moment berharga lainnya. Saat berkumpul bersama, sungguh sayang jika tidak sempat membuat foto untuk kenang-kenangan, karena sebuah foto menunjukkan proses yang kamu lalui. Besar, kecil, tua muda semua suka berfoto.
Berfoto dan mengupload di medsos adalah salah satu cara untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menarik perhatian. Orang-orang akan penasaran dengan kisah dibalik foto yang Anda upload di sosial media. Contohnya, ketika Anda berkunjung ke sebuah tempat baru dan Anda mengambil beberapa gambar dengan teman dilokasi atau spot-spot yang menarik dari tempat wisata tersebut. Pasti banyak pertanyaan di kolom komentar sosial media Anda, seperti dimana lokasinya, dengan siapa Anda pergi, jarak tempuh, suasana dan sebagainya. Atau ketika suatu saat Anda melihat kembali foto-foto tersebut akan ada kenangan-kenangan yang bisa Anda cerita, bagaimana proses Anda dan teman-teman bisa merencanakan dan akhirnya pergi ke tempat tersebut, kejadian apa yang dialami selama perjalanan, hingga menikmati keindahan tempat wisata tersebut.
Kemampuan sesorang dalam bercerita seperti contoh kecil menjawab beberapa pertanyaan dikolom komentar sedikit banyaknya kita mampu mendeskripsikan bagaimana suasana, latar dan rangkaian peristiwa yang kita lalui dari kita merencanakan liburan, memilih tempat wisata, menentukan waktu yang tepat dan tahap-tahap menuju lokasi wisata hanya dengan media foto yang kita posting di sosial media.
Lalu, apa hubungannya foto dengan menulis cerpen?
Menurut KBBI, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; mengarang cerita.
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai seseorang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dituntut untuk bisa terampil dalam menulis. Keterampilan menulis tentunya akan optimal bila dilakukan secara berkesinambungan juga latihan yang kontinu.
Cerpen adalah karya imajinasi yang ditulis hanya beberapa lembar saja. Cerpen kepanjangan dari cerita pendek. Sebagai karya imajinasi, cerpen ini bersifat subjektif. Dimana cerita yang dituliskan bergantung pada kebebasan berfikir dari penulisnya.
Cerpen adalah salah satu materi yang masih diajarkan di bangku sekolah pada semua jenjang, contohnya pada kelas XI pada KD 4.9 Mengonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.
Berbagai permasalahan ditemui saat siswa diminta untuk menulis cerpen. Permasalah yang paling banyak ditemui adalah sulitnya menemukan ide untuk menulis. Padahal, ide menulis bisa muncul dari mana saja, seperti membaca, mendengar cerita orang lain, mengamati, sampai mengalami pengalaman sendiri seperti yang terdapat dalam foto-foto yang diabadikan.
Gambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan atau dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami dengan benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain itu, media foto membantu para siswa dapat membangkitkan minatnya pada pembelajaran. Membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dan pernyataan kreatif dalam penulisan. Media foto, khususnya foto pribadi mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar atau foto. Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Foto merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu,pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata (Anisa, 2015:26).
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam menulis cerpen:
- Melakukan observasi atau pengamatan
Observasi bisa dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung seperti mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah dialami. Bisa dimulai dengan memilih foto yang ingin diceritakan.
- Memilih Topik
Topik dalam cerpen sangat banyak, jadi tidak susah untuk menentukan tema sesuai dengan foto yang telah dipilih, apabila memilih foto dengan seseorang yang spesial tema atau genrenya memilih yang romantis atau bisa memilih yang lain seperti komedi, komedi romatis, drama, ataupun horor dan lain sebagainya.
- Menentukan Alur
Dalam menulis cerpen, diperlukan membuat alur dan plot. Fungsi alur dan plot di dalam cerita untuk menggerakkan cerita sehingga dapat menciptakan maksud dan tujuan yang akan disampaikan penulis. Plot bukanlah jalan cerita, akan tetapi sebab akibat yang terdapat di dalam cerita sehingga menghasilkan gaya atau irama untuk menentukan ide dasar. Untuk menyusun plot kamu bisa memulainya dengan menentukan peristiwa yang akan dimunculkan pada sebuah cerita, lalu mencari hubungan dari semua peristiwa yang terjadi sehingga membentuk alur cerita yang saling berkaitan.
- Menentukan tokoh dan pemokohan
Meskipun cerpen yang akan kamu tulis tentang diri sendiri, akan tetapi kamu juga harus memperhatikan penokohannya. Bagaimana tokoh berperan di dalam cerita tersebut, mulai dari penulis sendiri dan tokoh pendukung lainnya.
Tips dalam membuat penokohan yang baik dalam sebuah cerpen yaitu menampilkan citra tokoh senyata mungkin. Citra yang dimaksud adalah watak dan karakter tokoh yang digunakan. Semakin nyata watak, karakter ataupun sifat tokoh digambarkan, maka akan semakin mudah pembaca ikut larut dalam peran yang dimainkan oleh tokoh.
Dalam menyampaikan watak tokoh kamu bisa menggunakan cara mulai dari tindakan atau ucapan tokoh. Kemudian bisa juga melalui pikiran tokoh, benda dan barang yang berada di sekitar tokoh. Watak tokoh juga bisa dimunculkan melalui kesan/deskripsi tokoh lain terhadap tokoh tersebut atau langsung dideskripsikan oleh pengarang mengenai watak tokoh melalui narasi.
- Menentukan Latar atau Setting
Latar atau setting adalah segala sesuatu yang menunjukkan waktu, tempat, dan suasana yang digunakan pada cerita. Latar atau setting diperlukan untuk menunjang tema dan plot cerita. Tanpa penggunaan latar atau setting sulit bagi pengarang dapat menyampaikan alur cerita secara gamblang kepada pembaca.
- Menentukan Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan penokohan atau menempatkan dirinya di dalam sebuah cerita. Kamu bisa menggunakan sudut pandang orang pertama seperti penggunaan subjek “saya” atau “aku” dan sudut orang ketiga dengan menyebut subjek “mereka” atau “dia” atau dengan menyebut nama tokoh.
Keterkaitan teknik dan media foto pribadi ini sangat membantu siswa dalam peningkatan keterampilan menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi. Ketika siswa menggali ide atau mencari gagasan-gagasan baru dengan media foto pribadi mengalami kesulitan, maka siswa akan dibimbing guru dengan teknik latihan terbimbing.
Menuangkan sebuah ide di dalam sebuah tulisan bukan sesuatu yang sulit dilakukan apalagi itu berdasarkan pengalaman yang kita alami. Ketika kita mampu menceritakan suatu kejadian tersebut secara lisan tidak menutup kemungkinan kita bisa membuatnya dalam bentuk tulisan. Kemauan dan terus berlatih akan membuat kita terampil dan gemar menulis.