Kompos adalah sekumpulan bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi berupa penguraian oleh mikroorganisme yang berupa bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Bahan organik yang dimaksud dapat berupa rumput, sisa ranting, jerami, kotoran hewan ternak, bunga yang telah gugur, dan masih banyak lagi. Proses pelapukan bahan organik tersebut akan terjadi secara alami oleh mikroorganisme yang akan tumbuh subur pada lingkungan yang basah dan lembab, tetapi kehadiran kompos dapat membantu mempercepat proses pelapukan. Dengan adanya kompos, pelapukan dapat terjadi dalam waktu 1 – 3 bulan, sedangkan jika tidak menggunakan kompos akan memakan waktu puluhan tahun untuk mengalami pelapukan secara sempurna. Pupuk kompos dibuat dengan menguraikan sisa-sisa dari tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup yang dapat berupa mikroorganisme maupun makroorganisme. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pupuk kompos terbilang sederhana sehingga semua orang dapat membuatnya sendiri. Rumput salah satu tumbuhan liar yang biasa kita jumpai di pekarangan rumah, tepi jalan, kebun, atau lahan pertanian atau di halaman sekolah. Rumput memang jarang dimanfaatkan. Sehingga terlihat seperti tumbuhan yang tidak berguna. Jumlah rumput di musim penghujan jauh lebih banyak dibanding musim kemarau. Rumput dapat tumbuh dan berkembang dimanapun bahkan di halaman sekolah. Keberadaan rumput akan merugikan jika tumbuh di sekitar tanaman budidaya, karena berperan sebagai gulma yang akan melakukan kompetisi dengan tanaman budidaya dalam memperebutkan hara, air, udara, maupun sinar matahari. Oleh sebab itu, rumput di halaman sekolah biasanya akan dikendalikan dengan penyemprotan herbisida atau dicabut dan dibuang. Selain rumput di halaman sekolah terdapat guguran daun. Daun berasal dari pohon-pohon di sekitar halaman sekolah. Jumlahnya sangat melimpah. Bila sampah (guguran daun maupun rumput) dibuang secara sembarangan tanpa ada pengelolaan yang baik maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan. Pandangan mata juga tidak enak. Sampah yang dibiarkan akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu dan lain-lain). Membawa kuman penyakit. Daun dan rumput mengandung unsur makro dan mikro yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Unsur tersebut berupa nitrogen, fosfor, hidrogen, kalium, magnesium, kalsium, belerang, sulfur, karbon, oksigen. Sedangkan unsur mikro merupakan unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit namun keberadaannya sangat dibutuhkan. Unsur tersebut berupa boron, tembaga, seng, molibdenum, mangan, klor, natrium, kobalt, silikon dan nikel.
Cara pembuatannya
Alat :
- Alat pemotong atau pencacah seperti pisau, golok dan semacamnya.
- Tempat menampung sampah, bisa ember atau semacamnya.
- Alat pengaduk.
- Tempat melarutkan sampah dengan aktivator EM4, bisa ember yang ada lubang-lubang kecil di bawahnya disertai penutup atau dsb.
- Ember penampung air lindi.
- Sarung tangan.
Bahan :
- Sampah organik seperti : Rumput, daun-daunan, sisa sayuran, sisa buah-buahan, , kertas, dsb.
- Aktivator EM4
- Tanah (bukan tanah liat).
- Molase, bisa berupa air gula merah, air gula putih atau tetes tebu.
- Air.
Langkah-Langkah :
- Lakukan pencacahan terhadap sampah organik sisa rumah tangga, semakin kecil ukurannya akan semakin cepat dalam proses penguraiannya.
- Tempatkan ember penampung air lindi di bawah tempat melarutkan sampah dengan aktivator EM4.
- Campurkan sampah organik hasil pencacahan dengan tanah ke dalam ember tempat melarutkan sampah dengan aktivator EM4.
- Tuangkan molase kurang lebih 250 cc ke dalam campuran sampah organik dengan tanah.
- Larutkan aktivator EM4 ke dalam air dengan perbandingan 1 : 50, lalu tuangkan ke dalam ember tempat campuran sampah organik dengan tanah.
- Aduk-aduk sampah dan tanah dengan merata, lalu tutup rapat.
- Simpan di tempat teduh yang tidak terkena hujan.
- Aduk kembali setiap 1 minggu agar proses pengomposan berjalan dengan baik.
- Pupuk kompos akan siap digunakan biasanya pada minggu ke 7-8.
- Air lindi yang tertampung pun bisa menjadi pupuk cair yang bagus untuk tanaman.
Jika kelembaban terlalu rendah atau tinggi maka dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang bahkan mati. Alasan media yang digunakan berupa ember atau wadah tertutup, karena proses pengomposan harus dilakukan di tempat yang teduh atau terlindung dari sinar matahari dan hujan secara langsung. karena proses pengomposan terjadi secara anaerob atau tidak memerlukan oksigen. Semakin lama pengomposan warna bahan organik tersebut akan berubah menjadi warna cokelat. Bahkan nantinya bisa berubah warna mendekati gelap. Selain itu, juga terdapat jamur berwarna putih yang semakin lama jumlahnya semakin banyak. Hal-hal tersebut suatu indikator bahwa aktivator pada EM4 berperan dalam proses penguraian bahan organik dengan bantuan air dan gula. Semakin lama pengomposan akan timbul bau seperti tape atau alkohol, maka bau tersebut dapat dijadikan indikator bahwa proses fermentasi dalam pengomposan telah berhasil dan pupuk telah siap untuk diaplikasikan pada tanaman budidaya.
Manfaat :
Manfaat pupuk kompos yang ditambahkan ke media tanam tentu sangatlah banyak. Bahkan jika dibandingkan dengan pupuk kimia, kompos relatif lebih aman karena tidak merusak untuk jangka panjang. Sedangkan pupuk kimia apabila digunakan terus menerus dapat menyebabkan tanah mengeras dan membunuh mikroorganisme di tanah. Ada beberapa manfaat pupuk kompos:
- Merupakan sumber unsur hara walaupun relatif kecil.
- Untuk jangka panjang, kompos bisa memperbaiki kadar pH tanah.
- Mengandung banyak humus yang dapat meningkatkan unsur hara pada tanah.
- Dapat menggemburkan tanah.
- Meningkatkan kapasitas penyerapan air akibat tanah yang gembur.
- Aktivitas mikroba di tanah menjadi lebih baik yang berefek pada penggemburan tanah.
- Membantu proses pelapukan bahan mineral.
- Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang bersifat merugikan.
- Memberi ketersediaan makanan untuk mikroba.
Kegiatan pemanfaatan rumput dan daun sekolah menjadi kompos perlu dilakukan oleh warga sekolah yang berguna bagi kesehatan lingkungan. Sebab, dibanding pupuk kimia, pupuk kompos dinilai lebih ramah pada tanah. Menggunakan pupuk kimia di lahan pertanian, serta melakukan aktivitas pembakaran sampah secara berlebihan, bisa berdampak buruk bagi lingkungan. Lebih baik sampah dijadikan pupuk kompos, karena lebih ramah lingkungan dan biaya pembelian pupuk oleh sekolah dapat dihemat. Diharapkan pembuatan kompos akan menjadi booming. Sehingga menciptakan kehidupan yang ramah lingkungan.
By : ONO MISRI WIJOYO